Elina Putri, Iza (2025) STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY „‟I‟‟ G2P0A1H0 DAN NY “M” G1P0A0H0 DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER III, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS DI PMB KURAO BERSAMA TAHUN 2024. Diploma thesis, Universitas Alifah Padang.
![[thumbnail of fullt text]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
COC IZA ELINA PUTRI 2315901005 LENGKAP (1).pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (3MB)
![[thumbnail of bab1]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
bab 1 coc iza_compressed.pdf - Published Version
Download (56kB)
![[thumbnail of cover]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
cover coc iza_compressed.pdf - Published Version
Download (31kB)
![[thumbnail of penutup]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
penutup coc iza_compressed.pdf - Published Version
Download (18kB)
Abstract
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi
baru lahir. Asuhan kebidanan komprehensif perlu diberikan untuk mencegah
peningkatan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Asuhan ini
dilakukan sekurang-kurangnya 6 kali pelayanan antenatal selama masa hamil,
termasuk anamnesa dan pemantauan ibu dan janin yang cermat untuk menilai
pertumbuhan normal dan memberikan asuhan yang memadai selama persalinan
dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Rini Rochayati et al.,
2022).
Continuity of care merupakan pelayanan yang dicapai ketika terjadi
hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang
berkelanjutan yang berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan
kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua
trimester, kelahiran, sampai 6 minggu pertama pospartum. Tujuannya adalah
untuk membantu upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (Legawati,
2018).
Penyebab kematian ibu di Indonesia yang terbanyak yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan dan lain-lain. Penyebab Angka Kematian Ibu
akibat perdarahan (31%), Hipertensi dalam kehamilan (26%),dan lain-lain
(28%). Target Sustainable Development Goals (SDGs) global, penurunan
Angka Kematian Ibu menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030 (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Menurut teori dalam buku Midwifery Update, Ikatan Bidan
Indonesia, 2016, h. 55 yang menyatakan bahwa setiap ibu hamil perlu
diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya selama kehamilan. Hal ini
bertujuan agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan
dan dapat tertangani segera. Hal ini juga didukung dengan adanya Keputusan
2
Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020 adalah
keputusan yang menetapkan standar profesi bidan, Kompetensi Ke-3 Poin
Ke-28 yang berisi tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang
mengancam jiwa seperti pre-eklamsia, perdarahan pervaginam, kelahiran
premature, anemia berat, sehingga tidak terjadi kesenjangan.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia (2021) Data pelayanan kesehatan
ibu tahun 2021 diketahui bahwa kunjungan Ibu hamil K1 mencapai 101,4%,
K4 sebesar 88,1 dan K6 48,1%, Cakupan K1 yang melebihi 100% dikarenakan
data sasaran yang ditetapkan lebih rendah dibandingkan dengan data sasaran
riil yang didapatkan, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan ibu hamil adalah kualitas pelayanan yang harus ditingkatkan, di
antaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil harus
diberikan saat kunjungan (Profil Kesehatan, 2021).
Menurut Audina & Darmawati, (2018), Kunjungan kehamilan yang
terbaru dikatakan lengkap jika kunjungan minimal 6 kali. K1-K6 yaitu kontak
ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif sesuai
standar selama kehamilannya minimal 6 kali. Sementara dalam buku Revisi
Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan BBL di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru, Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ANC) pada kehamilan
normal minimal 6x menggunakan rincian 1x pada Trimester 1, 2x di Trimester
2, serta 3x di Trimester 3. Minimal 2x diperiksa oleh dokter waktu kunjungan 1
pada Trimester 1 serta waktu kunjungan ke 5 di Trimester 3 (Beatryx Ola
Mane, 2023).
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala,
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Prawirohardjo, 2016). Asuhan persalinan harus diberikan secara
komprehensif untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan lancar dan
aman bagi ibu dan bayi. Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan juga
merupakan salah satu elemen kunci penurunan kematian ibu dan bayi baru
lahir. Hasil SDKI 2017 memperlihatkan bahwa di Indonesia terdapat 74%
3
kelahiran wanita bersalin difasilitas pelayanan kesehatan, proporsi persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten meningkat dari 83% pada
SDKI 2012 menjadi 91% pada SDKI 2017 (SDKI, 2018).
Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh ibu setelah melahirkan
yang berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu atau 42 hari
setelah kelahiran. Masa nifas ini menjadi masa yang paling rentan bagi ibu
dikarenakan penyumbang kematian pada ibu yang cukup besar, sehingga pada
masa ini dibutuhkan pengawasan dan perawatan yang tepat agar. Perawatan
masa nifas yang tepat menjadi salah satu upaya untuk dapat membantu dan
mempercepat proses kembali pulihnya alat-alat reproduksi, kebutuhan nutrisi,
pencegahan infeksi serta dapat memulihkan kesehatan emosi ibu (Safitri et al.,
2022).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia (2020), persentasi ibu bersalin
yang di tolong oleh tenaga kesehatan difasilitasi di provinsi Sumatera Barat
sebesar 76,3%. sedangkan Profil Kesehatan Kota Padang (2020), ibu hamil
yang melakukan persalinan dengan tenaga kesehatan di kota Padang adalah
13.739 orang dari bersalin (99,2%) (Profil Kesehatan Kota Padang, 2020).
Pelayanan kesehatan ibu nifas dilakukan sebanyak 4 kali sesuai dengan
jadwal yang dianjurkan, yaitu kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan),
kunjungan kedua (6 hari setelah persalinan), kunjungan ketiga (2 minggu
setelah persalinan) dan kunjungan keempat (6 minggu setelah persalinan).
Kunjungan pada masa nifas ini bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan ibu
dan bayi, melakukan pencegahan terhadap kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayi, mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang
terjadi pada masa nifas dan menangani komplikasi atau masalah yang
timbul/mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Safitri et al., 2022).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 Cakupan kunjungan KF
lengkap di Sumatra Barat pada tahun 2020 sebesar 74,3%. Sedangkan Profil
Kesehatan Kota Padang (2020) Ibu yang mendapatkan pelayanan kesehatan
nifas (KF4) sebanyak 96,5%, sedikit kurang dari target tahun 2020 (90%),
cakupan ini meningkat bila dibanding cakupan tahun 2019 (88,8%). Untuk
capaian pemberian vitamin A pada ibu nifas mengalami penurunan dari 88,8%
4
(15.414 orang) di tahun 2019 menjadi 99,4% di tahun 2020 (13.764 orang).
(Dinas Kesehatan Kota Padang, 2020 dan Kemenkes RI, 2021).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 Capaian persentasi
kunjungan bayi baru lahir KN 1 di Provinsi Sumatera Barat berjumlah 79,8%.
Sedangkan di Profil Kesehatan Kota Padang (2020) Jumlah lahir hidup tahun
2020 adalah sebanyak 13.824 orang. Neonatal yang mendapatkan pelayanan
kesehatan pertama (KNI) sebanyak 13.800 orang atau 99,8%, mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2018 (99,6%) (Dinas
Kesehatan Kota Padang, 2020 dan Kemenkes RI, 2021).
Menurut penelitian dari (Ambarwati 2016) tentang kunjungan nifas dapat
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi yaitu
memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis
selama masa nifas, sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga, mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman, memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenai tanda tanda bahaya, menjaga gizi yang baik,
serta mempraktekkan kebersihan (Ambarwati, 2016).
Upaya meningkatkan kelangsungan dan kualitas ibu dan anak dilakukan
dengan pendekatan continium of care the life cycle dan continium of care of
pathway, yang menekankan bahwa upaya promotif dan preventif sama
pentingnya dengan upaya kuratif dan dan rehabilitatif pada tiap siklus
kehidupan dan pada tiap level pelayanan. Kualitas pelayanan ini didukung oleh
SDM kesehatan yang kompeten dan patuh terhadap standar, kesiapan fasilitas
pendukung pelayanan lainnya di samping biaya operasional dan supervisi
fasilitas yang terus menerus. Continium of care-the life cycle merupakan
pelayanan yang diberikan pada siklus kehidupan yang dimulai dari
prakonsepsi, kehamilan,persalinan, nifas, bayi, balita, anak prasekolah, anak
sekolah, remaja, dewasa hingga lansia. Continuum of care of pathway
merupakan penatalaksanaan yang meliputi tempat pelayanan dan level
pencegahan, integrasi program, pembiayaan dan stakeholder terkait serta peran
dari profesional dan perguruan tinggi. Perlu dipahami pemenuhan perawatan
5
dan pelayanan setiap tahapan kehidupan dan di mana pelayanan tersebut
diberikann. Jika pendekatan intervensi continium of care ini dilaksanakan maka
akan memberi dampak yang signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas
hidup ibu dan anak (Kemenkes RI, 2016).
Berdasarkan dari masalah yang di atas, dalam melakukan asuhan
kebidanan komprehensif pada Ny "I" G2P0A1Ho dan Ny. „‟M‟‟ G1P0A0H0 pada
kehamilan 36-37 minggu, persalinan, nifas, neonatus tahun 2024.
Berdasarkan uraian diatas, Penulis sudah melakukan dan menganalisis
lebih lanjut terkait Asuhan Kebidanan Pada Ny "I" G2P0A1Ho dan Ny. „‟M‟‟
G1P0A0H0 dengan Pelaksanaan CoC ini dilakukan pada Ny. I dan Ny. M
Penulis memilih pasien tersebut sudah dilakukan dengan izin dari pasien
tersebut. Dan untuk lokasi pelaksanaan CoC ini dilakukan pada wilayah kerja
PMB Bersama Kurao. Ruang lingkup dari pelaksanaan asuhan kebidanan
berkesinambungan ini adalah dimulai dari masa kehamilan TM III, persalinan,
Bayi Baru Lahir (BBL), nifas, neonatus.
Berdasarkan uraian diatas, penulis sudah melakukan dan menganalisis
lebih lanjut terkait Asuhan Kebidanan pada Ny. „‟I‟‟ G2P0A1H0 dan Ny. „‟M‟‟
G1P0A0H0 dengan kehamilan trimester III persalinan, nifas, neonatus di PMB
Bersama Kurao Kota Padang Tahun 2024.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RZ Other systems of medicine |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Medicine |
Depositing User: | Unnamed user with email profesibidan@gmail.com |
Date Deposited: | 06 Aug 2025 03:09 |
Last Modified: | 06 Aug 2025 03:09 |
URI: | http://repository.alifah.ac.id/id/eprint/1871 |