Aduha, Febri (2025) Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. A Dengan Resiko Perilaku Kekeasan Melalui Terapi Relaksasi Tarik Nafas Dalam Di Ruangan Nuri RSJ. Prof HB Saanin Padang Tahun 2025. Diploma thesis, Profesi Ners.
![[thumbnail of Abstrak]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
cover adek.pdf - Published Version
Download (863kB)
![[thumbnail of BAB IV]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
BAB IV adek.pdf - Published Version
Download (155kB)
![[thumbnail of BAB V]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
BAB V adek.pdf - Published Version
Download (115kB)
![[thumbnail of Daftar Pustaka]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
DAFTAR PUSTAKA adek.pdf - Published Version
Download (302kB)
![[thumbnail of Full Teks]](http://repository.alifah.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
KIAN Febri Fadhilah Aduha 2414901019 Full lengkap.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (1MB) | Request a copy
Abstract
Resiko Perilaku Kekerasan adalah salah satu tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien dengan gangguan jiwa. Di Indonesia, sekitar 70% penderita gangguan jiwa mengalami masalah ini, dengan jumlah kasus di Sumatera Barat mencapai 111.016 orang. Kota Padang sendiri tercatat memiliki jumlah penderita tertinggi, yaitu 50.577 jiwa. Data dari RSJ Prof. HB Saanin Padang tahun 2023–2024 menunjukkan sebanyak 7.579 pasien mengalami resiko perilaku kekerasan. Salah satu terapi non farmakologis yang digunakan adalah terapi relaksasi tarik nafas dalam. Tujuan penulisan laporan karya ilmiyah akhir ners ini penerapan teknik relaksasi tarik nafas dalam pada pasien resiko perilaku kekerasan.
Pengkajian Tn.A menunjukkan pasien sering marah, membantah, berkata-kata kasar, memukul, hingga melempar barang, sering merasa tersinggung. Pasien juga bosan dalam minum obat, tidak mampu mengontrol emosi, dan menunjukkan perilaku mondar-mandir, gelisah, berbicara dengan nada keras, marah ketika keinginanya tidak terpenuhi, diagnosa utama yang diangkat pada kasus ini adalah Resiko Perilaku Kekekrasan. Intervensi yang diberikan pada Tn. A yaitu SP 1 dengan pemberian terapi relaksasi tarik nafas dalam dengan waktu 15 menit selama 3 hari berturut-turut, SP 2 minum obat teratur, SP 3 latihan verbal, SP 4 latihan spiritual.
Implementasi yang dilakukan berupa pemberian SP 1 : perawat bina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab, tanda gejala dan tindakan resiko perilalu kekerasan, memberikan terapi relaksasi tarik nafas dalam selama 15 menit dengan cara sebagai berikut : mengajarkan pasien menarik napas perlahan melalui hidung (hitung 1-4), tahan napas sejenak (2-3 detik), menghembuskan nafas secara perlahan melalui mulut (hitung 1-6) diajarkan selama 3 hari berturut-turut pada Tn.A di Ruangan Nuri RSJ. Prof HB Sanin Padang.
Berdasarkan penatalaksanaan menunjukkan bahwa pemberian terapi relaksasi tarik napas dalam efektif membantu pasien mengendalikan gejala resiko perilaku kekerasan. Intervensi ini diharapkan dapat diterapkan secara luas di RSJ Prof. HB Saanin Padang, sebagai salah satu tindakan keperawatan yang praktis dan bermanfaat bagi pasien dengan gangguan jiwa yang mengalami resiko perilaku kekerasan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering, Science and Mathematics > School of Physics |
Depositing User: | Profesi Ners |
Date Deposited: | 29 Sep 2025 07:23 |
Last Modified: | 29 Sep 2025 07:23 |
URI: | http://repository.alifah.ac.id/id/eprint/2673 |