Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Tn. Y dengan Pemberian Terapi Ankle Pump Exercise dan Elevasi Kaki 30° untuk Mengurangi Edema pada Pasien Chronic Kidney Disease Stage V Di Ruangan Non Bedah Penyakit Dalam Pria Rsup Dr M Djamil Padang

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit progresif dan irreversible yang sering menimbulkan komplikasi berupa edema akibat retensi cairan dan natrium. Edema yang tidak ditangani dapat mengganggu mobilitas, memperburuk sirkulasi, hingga menurunkan kualitas hidup pasien. Hasil pengkajian pada Tn. Y dengan CKD stadium V di RSUP Dr. M. Djamil Padang menunjukkan adanya edema derajat III pada ekstremitas bawah. Tujuan asuhan keperawatan ini adalah menganalisis efektivitas terapi ankle pump exercise dan elevasi kaki 30° untuk menurunkan edema pada pasien CKD.
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan pada Tn. Y meliputi bersihan jalan napas tidak efektif, hipervolemia, dan gangguan pertukaran gas. Intervensi keperawatan mencakup manajemen jalan napas, pemantauan keseimbangan cairan, serta pemberian terapi nonfarmakologis berupa ankle pump exercise dan elevasi kaki 30°. Terapi ini dilakukan dua kali sehari selama tiga hari dengan tujuan memperbaiki sirkulasi vena, mengurangi tekanan hidrostatik, serta memperlancar distribusi cairan tubuh.
Evaluasi menunjukkan adanya perbaikan pada ketiga diagnosa. Pada bersihan jalan napas tidak efektif, pola napas pasien lebih teratur dan sesak berkurang. Pada hipervolemia, edema menurun dari derajat III menjadi derajat I disertai peningkatan sirkulasi perifer. Sedangkan pada gangguan pertukaran gas, saturasi oksigen membaik dan keluhan sesak hilang. Hasil ini menegaskan bahwa ankle pump exercise dan elevasi kaki 30° efektif menurunkan edema serta mendukung stabilitas pernapasan dan hemodinamik pasien CKD stadium .
Kesimpulannya, terapi ankle pump exercise dan elevasi kaki 30° efektif menurunkan derajat edema pada pasien CKD stadium V. Intervensi ini aman, mudah, dan layak dijadikan bagian dari praktik keperawatan rutin. Disarankan agar perawat menerapkan terapi ini secara konsisten, sementara institusi pendidikan dapat menjadikannya referensi dalam pembelajaran intervensi nonfarmakologis bagi pasien CKD.